Tech.In Adakan Workshop SCRUM untuk Perkuat Team Management Startup

Cetak
Image 15 Nov 2021

IBT Tech.In Universitas Dinamika (Undika) mengadakan Workshop SCRUM bagi para mahasiswa yang tergabung dalam tenant Startup dan talent baru. Kegiatan yang diadakan pada Kamis (11/11) ini bertujuan untuk mengenalkan sekaligus mempraktekkan metode SCRUM dalam mendevelop sebuah Startup sehingga dapat menghemat waktu dan biaya serta mampu menghasilkan Minimum Viable Product (MVP).

Rangkaian kegiatan yang digelar satu hari penuh ini diantaranya adalah Product Backlog, Burn Down Chart SCRUM, Sprint Backlog, serta Testing, Refractory Legacy Codes dan Clean Codes. 

Dalam Product Backlog yang merupakan tahap awal melakukan SCRUM, para tenant dan talent membuat sebuah planning apa yang akan dilakukan pada fokus bidang Startup terkait dari awal hingga akhir masa development. Setelah itu, para tenant dan talent akan mendapatkan grafik gambaran visual yang menunjukkan jumlah pekerjaan yang harus dilakukan di sebuah proyek, dengan jumlah waktu yang sudah ditetapkan dalam fase Burndown Chart SCRUM. 

Tidak berhenti disitu, para tenant dan talent juga diminta untuk membuat daftar pekerjaan yang perlu dikerjakan dan juga yang telah diselesaikan oleh masing-masing anggota tim. Anggota tim akan diatur untuk mengerjakan bagian-bagian yang sudah ada dalam daftar Sprint Backlog. Sedangkan di tahap Testing, Refractory Legacy Codes dan Clean Codes, para peserta tersebut melakukan tes produk terkait yang sudah jadi. Produk akan dites dari fungsi hingga durabilitasnya. Tujuan dari fase ini adalah untuk menyederhanakan source code agar mudah dipahami oleh developer baru ketika akan mengerjakan sistem yang sudah ada.

Aprianto, mahasiswa S1 Sistem Informasi angkatan 2018 yang juga tergabung dalam Startup Picnicker mengadakan kegiatan Workshop SCRUM ini sangat banyak manfaatnya. “Acaranya menarik dan banyak insight baru yang belum banyak diketahui sama teman-teman, jadi nambah kegiatan produktif juga,” ujar CEO Picnicker ini. Aprianto melanjutkan bahwa setelah kegiatan ini, ia dan tim Picnicker yang merupakan Startup berbasis travelling ini akan menyesuaikan implementasi dari framework SCRUM yang di apply di Startup. Ia bersama 6 rekan mahasiswanya yang lain berharap bisa mencapai target jangka panjangnya yaitu menjadi platform one stop travel. “Jadi kebutuhan apapun tentang wisata bisa disediakan oleh Picnicker dan harapannya bisa lebih dikenal oleh banyak orang,” tuturnya. 


Tanggapan positif juga disampaikan salah satu talent baru di IBT Tech.In, Nur Laili Rochmah. Mahasiswi Desain Komunikasi Visual angkatan 2020 ini mengungkapkan bahwa ketertarikan nya dalam bergabung di IBT Tech.In ini karena ia ingin membangun usaha rintisan dan belajar cara membuat sebuah perusahaan sendiri dengan strategi manajemen yang baik dan sesuai dengan indikator keberhasilan nantinya. “Acara SCRUM IBT kemarin sangat menarik karena bisa belajar manajemen waktu serta sharing langsung dengan para tenant yang sedang merintis usaha mereka,” ungkapnya. 

Ia menuturkan bahwa dari kegiatan workshop SCRUM IBT kemarin ia mempersiapkan diri untuk terus berinovasi, berpikir kreatif serta bertekad untuk bekerja dengan giat dalam membangun sebuah Startup. “Harapan kedepan saya adalah dapat bergabung dengan tenant jika ada yang membutuhkan atau bisa membangun Startup sendiri,” ujar Laily, sapaannya. 

Sementara itu, Chief Executive Officer, Tan Amelia, S.Kom., M.MT., MCP. mengungkapkan bahwa pelatihan ini untuk melatih hard skill dan soft skill setiap talent yang akan rutin dilakukan selama beberapa periode. 

“Tujuannya agar mereka mengetahui cara kerja sebuah tim atau Startup, baik pada talent yang baru atau yang lama,” kata Meli, sapaannya.  

Setelah mengikuti workshop tersebut diharapkan para talent bisa membuat planning untuk Startup masing-masing talent sampai bulan Februari 2022 mendatang, sehingga tenant yang ada semakin berkembang dan bisa berjalan sesuai tujuan. 

Meli juga menyampaikan acara ini sebagai pengingat tenant untuk tidak vakum dan terlalu santai dalam merintis usaha. “Karena dikhawatirkan para tenant yang ada nanti mati suri karena kesibukan pribadi dan metode SCRUM nya tidak terlaksana,” katanya.


Humas Undika : Clara/Fiyah



555 kunjungan