Lapangan sekolah SMP Negeri 2 Pasirian Lumajang dipenuhi dengan tawa anak-anak mulai dari usia satu hingga delapan tahun, pada Kamis 9 Desember 2021 pukul 15:00 WIB. Meski sudah terlihat rapi dan bersih, mereka tetap asyik sambil berlari-larian mengoper bola bersama. Sejenak pengungsi (anak-anak) musibah awan panas guguran (APG) Semeru tersebut seperti sedang mengikuti program perkemahan sabtu minggu.
Beberapa anggota penyalur donasi dari Universitas Dinamika, Komite Putra Putri Angkatan Laut (KPPAL) serta Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Timur bergabung bermain dengan anak-anak di lapangan tersebut di sela-sela menyalurkan bantuan.
“Awalnya mereka (anak-anak) takut saat beberapa anggota penyalur donasi malu-malu. Tapi lama-lama mereka berani dan main sepak bola bersama,” kata salah satu penyalur bantuan dari Universitas Dinamika, Khoirotul Lathifiyah.
Salah satu pengungsi dari Desa Sumberwuluh, Hermanto mengatakan sejak Senin 6 Desember 2021 lalu ia bersama keluarganya datang ke SMPN 2 Pasirian untuk mengungsi sementara waktu.
“Sabtu (4 Desember 2021) saat kejadian itu kami sekeluarga, bahkan satu desa pergi mengungsi ke desa sebelahnya. Tapi setelah kondisi semakin mengkhawatirkan, kami pindah ke Pasirian ini,” kata Hermanto.
Ia menyampaikan di SMPN 2 Pasirian ini cukup banyak pengungsinya, yang mencapai kurang lebih 400 orang. Para pengungsi di lokasi ini di diantaranya adalah balita, anak-anak, dewasa dan juga beberapa orang lansia.
Perlu diketahui, Undika, KPAAL, dan FPPTI menyalurkan donasi secara langsung ke Lumajang pada enam posko pengungsian dan satu desa yang terdampak. Beberapa lokasi tersebut meliputi SMPN 2 Pasirian (425 pengungsi), Desa Sumberwuluh (100 warga), Posko Lapangan Candipuro (menaungi 80 KK), SD Jarit 1 Lumajang (30 pengungsi), Balai Desa Besuk (140 pengungsi), Kecamatan Tempeh (40 pengungsi), dan Desa Pasirian (60 pengungsi).