D’Media (12/10/2022) – Akhir-akhir
ini banyak Perguruan Tinggi khususnya yang berbasis teknologi berlomba membuat
perangkat canggih yang bisa mendeteksi banyak gerakan tubuh. Pemanfaatan Artifical Intelligence (AI) ini diterapkan pula oleh dua mahasiswa S1
Prodi Teknik Komputer Universitas Dinamika (Undika) dalam pembuatan karya Tugas
Akhir. Dua mahasiswa tersebut adalah Muhammad Rifki Pratama Nautica dan Akbar
Mahardi Hidayatullah.
Rifki membuat sebuah program berbasis Deep Learning yang bernama Hand Gesture Detection. Program yang dipertukkan bagi anak usia dini ini dibuat agar proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif namun tetap dengan cara yang menyenangkan. “Idenya itu karena saat pandemi saya melihat adik saya yang berusia PAUD mengalami learning lost dimana materi yang disampaikan guru secara daring kurang tersampaikan dengan menarik,” tutur mahasiswa angkatan 2018 ini. Melalui Program Hand Gesture Detection ini, para pengguna yang targetnya adalah anak-anak usia dini dapat mengetahui jumlah angka secara real time dengan hanya memperlihatkan jari di layar kaca laptop.
“Scriptnya sudah tersedia dan tinggal diinstall di laptop saja,” terang Rifki.
Lebih lanjut mahasiswa yang pernah aktif di HIMA Teknik Komputer ini
menjelaskan bahwa pengguna yang ingin mencoba program ini harus menyiapkan
webcam pada perangkat laptop atau PC serta menginstall program bernama Jupiter terlebih dahulu. “Nanti setelah terinstall maka pengguna tinggal
mengarahkan jari ke webcam maka
secara langsung akan muncul landmark
atau kerangka tangan untuk ditentukan oleh komputer berapa jari yang terlihat,”
ungkap Rifki. Jumlah jari yang terhitung oleh program tersebut adalah jari yang
terdeteksi tegak oleh perangkat yang digunakan.
Tidak jauh berbeda dengan Rifki yang memanfaatkan AI dalam programnya, Akbar Mahardi Hidayatullah juga membuat inovasi serupa namun dikemas dengan konsep yang sedikit berbeda. Akbar membuat sebuah program untuk bisa membaca bahasa isyarat melalui aplikasi Sistem Deteksi Simbol SIBI. Melalui aplikasi ini, penyandang tunarungu dan tunawicara bisa menyampaikan pesan kepada orang lain melalui gerak tangan yang ditampilkan dan diterjemahkan dalam aplikasi.
“Di
aplikasi ini ada enam kata yang sudah saya setting yaitu aku, kamu, dia, cinta,
maaf dan sedih,” jelas mahasiswa yang juga aktif di UKM Dinamika Cyber Sport
ini. Berawal dari ketertarikannya di mata kuliah Sistem Cerdas dan juga melihat
penelitian kakak tingkat sebelumnya, ia tertarik untuk mengembangkan aplikasi
ini. Bedanya, pada penelitian sebelumnya menggunakan metode klasifikasi image yaitu menggunakan media gambar
lalu di proses ke aplikasi baru keluar arti gerakan tangannya. “Sedangkan punya
saya pakai metode deteksi objek secara realtime,
jadi dari live kamera bisa langsung
muncul arti dari gerakan tangannya,” tutur Akbar menjelaskan kelebihan aplikasi
buatannya.
Meskipun begitu, ia menuturkan masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki diantaranya adalah kurangnya fokus yang ditangkap oleh komputer saat latar belakang pengguna ramai obyek sehingga tidak dapat mengidentifikasi gerak bahasa isyarat. “Ya semoga nanti adik tingkat ada yang mau meneruskan dan mengembangkan agar kekurangan ini bisa diminimalisir,” pesannya. (Cla)