D’Media, (16/01/2024) – Di era saat ini yang serba digital,terdapat banyak sekali peluang untuk menjadikan sebuah media sosial menjadi platform-platform yang membantu manusia. Beberapa contoh diantaranya adalah platform penyedia jasa dan marketplace. Banyak sekali masyarakat yang terbantu dengan keberadaan platform tersebut. Melihat hal itu, para mahasiswa DKV Universitas Dinamika pun turut memanfaatkan platform media sosial untuk kampanye sosial.
Kampanye
sosial ini adalah sebuah gerakan yang memberikan awareness tentang
isu-isu yang saat ini sering terdengar di kalangan masyarakat, beberapa
diantaranya adalah isu mental health dan revenge porn. Kampanye
ini dilakukan dalam berkelompok yang tiap kelompok berisi 4-6 mahasiswa.
Kelompok
yang membahas tentang isu mental health adalah HOPE (Holding Onto
Positive Emotions). Ghea Sonja, perwakilan dari HOPE, menjelaskan bahwa
tujuan utama dari kampanye HOPE adalah untuk mengedukasi masyarakat mengenai anxiety
disorder. “Anxiety disorder adalah gangguan rasa kecemasan yang
berlebihan. Kami ingin mengedukasi mengenai pengertian, penyebab, dan cara
menghadapi saat ada orang yang memiliki anxiety.”, ujar Ghea.
Sebelum mengedukasi masyarakat luas, Ghea mengatakan bahwa tim HOPE melakukan wawancara terlebih dahulu terhadap dua pihak psikiater dan konselor kesehatan, sehingga materi dan data yang didapat berdasarkan dari pihak profesional yang biasa menangani mental health. “HOPE ingin mendorong masyarakat untuk berpegang pada emosi positif dan optimisme sebagai kekuatan untuk menjalankan kehidupan.”, ucap Ghea. HOPE sendiri memiliki target yang disasar, yaitu usia dewasa awal (19-25 tahun).
Terdapat
beberapa media yang digunakan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, yaitu
boneka beruang ‘Huggy’, package berisi kartu ucapan dengan kata-kata
positif, QR code ‘CeMas’ (cerita masyarakat), edukasi offline dan
online. Ghea mengungkapkan bahwa saat kampanye sosial offline, masyarakat
tertarik untuk memeluk ‘Huggy’. “Kami menyediakan boneka beruang tersebut agar
masyarakat bisa memeluknya untuk merasa lebih tenang, karena pelukan dapat
menimbulkan rasa nyaman.”, kata Ghea. Sedangkan untuk QR code ‘CeMas’
yang terdapat di kartu ucapan bisa di-scan dan masyarakat bisa
menceritakan uneg-uneg yang selama ini disimpan secara anonim.
Selain
HOPE, terdapat kelompok Bestari. Bestari yang memiliki kepanjangan Berilmu
dengan Semangat Mentari tersebut mengedukasi masyarakat mengenai revenge
porn. Perwakilan dari Bestari, Hazim Nur Malih menjelaskan bahwa ia bersama
tim melihat banyak sekali kasus-kasus revenge porn dalam media sosial,
khususnya di X. “Ada banyak korban yang takut atau bingung untuk melaporkan
karena adanya ancaman dari pelaku.”, ungkap Hazim.
Menurut
Hazim, revenge porn adalah sebuah tindakan yang menyebarkan gambar atau
video eksplisit seseorang yang diunggah ke internet karena dendam dengan sang
korban. “Motifnya biasanya karena cemburu atau tidak terima saat korban
memutuskan hubungan dengan pelaku. Hal itu dilakukan agar bisa memanipulasi
korban supaya korban ‘jera’.”, ucap Hazim.
Media
yang digunakan Bestari untuk edukasi adalah brosur, poster, filter Instagram,
dan yang utama adalah card game. Card game ini terdiri dari
delapan kartu yang berisi narasi mengenai revenge porn, seperti tanda revenge
porn dan tindakan yang perlu dilakukan saat menjadi korban. Masyarakat yang
bermain kartu ini harus mencocokkan kartu ofensif dan kartu defensif untuk
memenangkan permainan tersebut.
Kegiatan kampanye sosial yang dilakukan oleh para mahasiswa ini adalah project dari mata kuliah kampanye sosial yang ada di program studi DKV Universitas Dinamika. “Gerakan ini ditujukan untuk masyarakat luas agar bisa lebih aware dengan isu-isu yang ada dengan memperhatikan unsur-unsur desain komunikasi visual.”, ujar Dhika Yuan Yurisma, dosen pengampu mata kuliah kampanye sosial.
“Semoga
dengan dilaksanakannya kampanye sosial ini bisa meningkatkan kreativitas
mahasiswa untuk bisa membuat karya-karya yang secara desain dan visual menarik
serta pesannya dapat tersampaikan dengan baik.”, pungkas Dhika. (tta)