D’Media, (21/05/2024) –
Pada hari Senin (20/05/2024), telah diselenggarakan sebuah acara roadshow
screening film karya mahasiswa Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya)
yang berjudul Hold on Little Girl. Acara screening film ini diselenggarakan
di Aula SMA Trimurti Surabaya yang dimulai pada pukul 10.00 hingga 11.20 WIB.
Screening
film ini dihadiri oleh seluruh siswa kelas X dan XI SMA Trimurti Surabaya.
Miky Havis, mahasiswa sekaligus sutradara dari film Hold on Little Girl,
menjelaskan bahwa di dalam screening film ini juga dihadiri oleh beberapa
orang dibalik pembuatan film ini, seperti produser dan art director dari
Hold on Little Girl.
Tidak hanya mereka saja, namun acara screening
film ini juga dihadiri oleh komposer musik Hold on Little Girl
bernama Aquila Qurba Raynarda, seorang siswa kelas XII SMA Trimurti Surabaya
beserta penulis lagu OST film ini yang bernama Tri Januardha Finishianto,
seorang guru di SMA Trimurti Surabaya. Selain itu, ada sesi talkshow
bersama tim dari Hold on Little Girl yang hadir dan membahas tentang filmnya
secara keseluruhan serta suka duka saat proses produksi.
Film bertema keluarga ini bercerita tentang Farah, seorang putri tunggal yang sebentar lagi menikah dengan laki-laki pilihannya. Namun, konflik batin terjadi ketika menjelang hari pernikahan. Sang ayah tampak tidak rela melepas anaknya yang dianggap masih kecil itu. Dia terlalu mencintai putrinya sehingga enggan untuk melepasnya, apalagi pergi dengan pria lain.
Meskipun sang ayah menyadari bahwa anak
gadisnya sudah waktunya untuk menikah di usianya. “Padahal Farah sudah mencapai
usia dewasa dan sudah waktunya menikah,” kata Miky. Hold on Little Girl adalah
film ke 12 yang telah Miky produksi sejak ia masih di bangku SMP.
Awal mulanya, ia membuat film ini
karena ia harus menyelesaikan tugas akhir (TA). Ia memulai masa produksi Hold
on Little Girl pada tahun 2020, saat pandemi Covid-19 melanda. “Semuanya dilakukan
dengan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku pada saat itu. Tidak jarang
juga kami sulit bertemu karena sedang ada lockdown, sehingga proses produksi
harus terhenti sementara, hingga pada tahun 2024 ini berhasil menjadi karya
final saya,” ucap Miky.
Miky bercerita bahwa film ini
mengandung unsur kekeluargaan yang kuat. “Film ini memiliki pesan-pesan yang
sangat relate dengan kehidupan keluarga-keluarga pada umumnya,” ujar
Miky. Miky juga menambahkan bahwa ia telah berusaha membangun konflik batin dan
drama secara detail dalam film ini. (tta)