D’Media,
(02/07/2024) – Setiap orang memiliki bahan dasar untuk
menjadi seorang aktor film. Hal ini karena di dalam diri seseorang, tumbuh
naluri kebinatangan (animal instinct) sekaligus naluri kemanusiaan.
Karena itu, setiap manusia memiliki sisi buruk dan sisi baik, bisa sedih
sekaligus tertawa, marah dan menangis. Modal inilah yang harus dikelola
seseorang ketika ingin memerankan tokoh dalam film. Demikian, kata aktor Reza
Rahadian dalam program Dynamic Class program studi Produksi Film dan
Televisi, Universitas Dinamika Stikom Surabaya pada medio Juni 2024 lalu.
Menurut pemeran Habibie dalam trilogi film drama biopik Habibie
ini, setiap aktor memiliki caranya sendiri dalam memerankan tokoh. Ini karena
setiap orang memiliki latar belakang masing-masing sehingga ketika
mengekspresikan ketokohan, maka akan melahirkan acting yang berbeda. Karena
itu menurut Reza, setiap manusia sebenarnya memiliki sisi-sisi antagonis dan
protagonis. Modal dasar inilah yang harusnya bisa dieksplorasi ke ruang-ruang
yang berbeda sehingga mudah untuk memerankan tokoh baik maupun tokoh jahat.
Pemeran Aris dalam film dan serial Layangan Putus ini lantas mengutip kata-kata dari sutradara Garin Nugroho yang mengatakan bahwa kekayaan besar dari seorang aktor adalah intelektual. Jadi kecerdasan tubuhnya menjadi modal dasar sehingga bisa tumbuh menjadi aktor besar. Dengan modal ini seorang aktor tidak akan memerankan tokoh secara karikatural atau dibuat-buat. Reza lantas memberikan contoh saat memerankan tokoh Habibie dalam film Habibie & Ainun, Rudi Habibie, dan Habibie & Ainun 3.
“Ada visi dan motivasi dari aktor untuk memerankan
tokoh. Jadi bukan mereplika tokoh,” jelas Reza. “Bisa jadi ketika tokoh Habibie
diperankan oleh aktor lain, maka sosok Habibie akan berbeda dengan apa yang
saya perankan,” lanjut Reza saat menjelaskan alasannya di depan ratusan audiens
di media daring.
Penerima 5 piala citra Festival Film Indonesia ini
mengakui bahwa tidak mudah untuk memerankan sosok yang dikenal luas oleh publik.
Saat itu ada beberapa aktor yang akan memerankan tokoh Habibie dan dia aktor terakhir yang diseleksi dan
dipilih. Karena itu dia hanya memiliki
waktu dua minggu untuk melakukan observasi langsung dengan tokoh Habibie dan
keluarganya.
“Tantangan terbesarnya justru ketika karakter Habibie
yang saya perankan mendapat persetujuan langsung dari beliau (Habibie, Red),”
jelas Reza di acara yang bertajuk Kuliah Bareng Reza Rahadian: Bermain Film dengan Multikarakter
ini.
Kepala Program Studi Produksi Film dan Televisi
Universitas Dinamika, Muhammad Bahruddin, mengatakan bahwa kehadiran Reza
Rahadian dalam Dinamic Class bisa menjadi amunisi bagi mahasiswa untuk
menimbah ilmu secara langsung dari ahlinya, khususnya bidang pengadegangan dan
keaktoran.
“Apalagi yang menjadi sumber keilmuan adalah aktor film
nomor satu di Indonesia. Siapa yang meragukan kemampuan Reza. Saat ini belum
ada aktor lain yang menyamai pengalaman aktingnya di tanah air maupun
prestasinya,” kata Bahruddin. “Kami bersyukur bisa menghadirkan Reza Rahadian
tahun ini,” tegasnya.
Lebih lanjut pria berkacamata ini menjelaskan, kehadiran
Reza Rahadian dalam program ini menjadi bagian dari rangkaian acara Dynamic
Cinema Festival, sebuah festival film yang menjadi agenda rutin program
studi Produksi Film dan Televisi Universitas Dinamika Stikom Surabaya. Festival
ini adalah kali ketiga sejak didirikan pada tahun 2022.
“Tahun 2022 kami menghadirkan Garin Nugroho untuk kuliah
Penyutradaraan, tahun 2023 menghadirkan Ifan Ismail untuk kuliah Penulisan
Naskah dan Skenario, dan tahun ini menghadirkan Reza Rahadian untuk kuliah
Keaktoran,” pungkas doktor di bidang ilmu komunikasi Universitas Indonesia ini.
(bah/tta)