D’Media, (09/07/2024) – Permainan kartu (card game) adalah salah satu permainan yang familiar di telinga
masyarakat umum. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa pasti pernah
memainkan atau mengetahui permainan kartu dengan jenisnya yang beragam. Permainan
kartu ini pun diimprovisasi oleh mahasiswa program studi (prodi) Desain
Komunikasi Visual (DKV) Universitas Dinamika (STIKOM Surabaya) menjadi sebuah
media edukasi tentang ilmu tajwid.
Mahasiswa bernama Muhamad Ikhwan Amrulloh membuat sebuah card game tentang ilmu tajwid yang
diberi nama ‘Tanda Elok’. Card game
ini ditujukan untuk anak-anak berusia 7 – 12 tahun sebagai media edukasi
interaktif belajar tajwid. Penamaan ‘Tanda Elok’ memberikan gambaran seorang
muslim yang membaca Al-Qur’an dengan benar dan sesuai kaidah.
Ikhwan, begitu ia biasa dipanggil, menjelaskan bahwa ilmu
tajwid adalah sesuatu yang harus dipelajari oleh setiap umat muslim sebagai
pedoman membaca Al-Qur’an sedini mungkin. “Tajwid adalah ilmu yang mempelajari
cara-cara untuk melafalkan dan pengucapan Al-Qur’an dengan baik dan benar,”
ujarnya.
Ilmu Tajwid sendiri terbagi atas beberapa materi, salah satunya adalah hukum bacaan nun sukun dan tanwin. Di dalam hukum bacaan ini, terbagi lagi menjadi beberapa kategori, seperti idzhar, idgham bighunnah, idgham bilagunnah, iqlab, dan ikhfa haqiqi. “Pembelajaran tajwid seringkali masih menggunakan media konvensional, seperti papan tulis, buku, dan kuis. Anak-anak kan kalau monoton hanya diberi materi, mudah bosan,” ucap Ikhwan.
Agar anak-anak tidak mudah bosan saat belajar, maka Ikhwan
menggunakan card game sebagai media
edukasi tajwid. Card game dapat
menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dan efektif karena terdapat
interaktifitas saat bermain didukung dengan visual. “Card game jika digunakan dalam pembelajaran lebih menyenangkan
untuk anak-anak dan efektif dalam merangsang indra mereka,” katanya.
Konsep permainan card
game ini mengambil referensi permainan ‘Kata Emak’. Pemain harus membuka
kartu yang tersusun sambil mengucapkan urutan daftar kartu tajwid yang tepat,
lalu menepuk kartunya. “Pemain yang paling responsif dan menepuk kartu saat
kartu tajwid dan kartu hijaiyah sesuai, diperbolehkan untuk mengambil kartu
tersebut (yang sudah ditepuk). Pemain dengan kartu hijaiyah terbanyak akan
dinobatkan sebagai pemenangnya,” jelas Ikhwan.
Tidak hanya
sekedar card game, namun Ikhwan juga memberikan
fitur teknologi augmented reality
(AR) untuk menambah interaktivitas anak-anak. AR ini terdapat pada cover box packaging yang berisi tips
bermain secara detail. Untuk mempermudah pemahaman cara bermain, juga
ditambahkan dubbing audio dan backsound untuk menegaskan yang divisualkan di AR tersebut.
Ikhwan menggunakan
teknik ilustrasi digital painting
dengan style chibi untuk membuat karakter-karakter yang menarik anak kecil untuk
bermain. Terdapat 70 kartu hijaiyah, lima kartu daftar tajwid, 10 kartu
spesial, satu lembar petunjuk permainan, dan satu lembar informasi di dalam cover box packaging. Selain itu, juga
ada media pendukung card game, seperti gantungan kunci, sticker, dan x-banner. (tta)